Saturday 14 August 2010

He is My Friend, My Partner, My Defender, My "Dog"


Si Doggy 

Itu panggilan saya ke Ricky. Dia juga nyebut saya "Doggy". Kalo pake bahasa enggrishh kan kayanya imut gituh.. Ga bagus banget yak kalo diterjemahin? Hihihi... Jadi bisa dibilang kita pasangan "anj*ng"... hahahah.... Sampe temen-temen saya ngeledek, "Liv, loe kasar banget sii manggil si Ricky?"  hihihihi... Padahal nada suaranya mesra kok..... ;p  Lucunya kita berdua lupa kenapa nama panggilan itu bisa muncul. Akhirnya sampai sekarang keterusan deh bahkan sampai udah berbuntut dua pun panggilan sayang kita ga berubah ;p



Dalam banyak hal sebenernya kami berdua sangatlah berbeda. Contohnya: Saya cenderung pemilih dalam hal makanan. Pokoknya kalau saya gak kenal dengan makanan itu jangan harap deh saya mau mencicipinya. Sedangkan si Doggy amat sangat toleran dengan aneka jenis makanan, bahkan dengan beberapa hasil masakan saya yang jauh dari kata "menggugah selera"... tetep dilahapnya sampai tak bersisa (mungkin takut ga dimasakin lagi yak??) ;p  

Saya pecinta film sampe hafal nama-nama artis Hollywood, dia justru kebalikannya; baru nonton film bulan lalu udah lupa ceritanya gimana (ampun deh....). 

Kalo dia gila gadget, maka saya lebih gila buku. Kalo dia orangnya to the point dalam menyatakan pendapatnya entah itu positif maupun negatif, maka saya lebih seneng berbasa-basi sedikit takut nyakitin perasaan orang lain. 

Walau kata orang opposites attract tapi ternyata banyak juga kecocokan pada diri kami. Kebetulan dulu pas baru kenal, kami memiliki selera musik yang sama, yaitu alternatif/britpop. Yah jaman-jamannya Smashing Pumpkins, Weezer, Blur dan temen-temennya di taun 90-an (jieehhh anak alternatip neh duluu...;p). Dari situlah obrolan berlanjut, dan ternyata kami memiliki selera humor garing yang sama hehehe... yang alhamdulillah sampai sekarang ke"garing"annya itu tetap kami pertahankan sehingga pernikahan kami sampai sekarang masih penuh canda tawa. Insya Allah jadi salah satu resep langgeng. Amiiinnn ;)  

Kami juga lebih seneng di rumah, leyeh-leyeh sama anak-anak, minum kopi dibanding teh, liburan ke daerah pegunungan dibanding pantai, dan punya cita-cita dan visi yang sama untuk masa depan keluarga kecil kami. 

Bagi saya si Doggy adalah segalanya. Nyaris sempurna dibalik ketidaksempurnaannya. Ia adalah suami yang bertanggung jawab, ayah yang baik, sahabat sejati saya, temen yang gokil dan partner bisnis saya :) Ia adalah lighthouse bagi saya disaat saya mulai kehilangan arah yang mengingatkan saya untuk fokus dalam mengejar mimpi saya. Dialah strategy maker saya, sehingga setiap bulan pekerjaan saya di bisnis ini terasa lebih ringan. Disela-sela kesibukannya yang segunung, ia tetap meluangkan waktu untuk membantu dan memotivasi saya dikala saya bener-bener down dan hampir menyerah. 

Pernah beberapa minggu yang lalu ia menegur saya karena saya sering tidur larut malam karena keasikan online di depan laptop. 

"Kamu telalu serius dan selalu pakai hati untuk kerjaan kamu," cetusnya beberapa waktu yang lalu. 

"Maksudnya? Jelas aja aku serius...! Ya aku kan ga mau kelamaan stuck di level ini," ujar saya sedikit sewot. Habis kalo saya ga begadang, gimana nasib milis dan blog saya??

"Boleh serius, tapi kamu terlalu serius. Harusnya bisnis ini kamu umpamakan seperti game. Mainkan karena kerjaan ini fun dan challenging. Akhir-akhir ini kamu keliatan gak fresh dan sering mengeluh. Hidup kamu mulai gak balanceJangan kamu samain kerja keras dengan jam kerja yang panjang," terangnya. 

"Seharusnya sebagai manager kamu harus selalu cari solusi untuk setiap masalah, bukannya malah tenggelam dalam pekerjaan yang ga ada habisnya. Waktu kamu jadi gak efisien dan gak teratur. Buktinya sekarang kamu sering banget bergadang, tapi udah 3 bulan kamu stuck di level 12%. Artinya ada yang salah dengan sistem kerja kamu. Coba deh kamu review jam kerja kamu lagi," ujarnya serius.  

Saya hanya terdiam. Dalam hati membenarkan kata-katanya. Saya memang bekerja lebih keras dari biasanya, tapi ternyata ga efisien, dan saya sama sekali gak sadar. Kerja dari siang sampai larut malam, rumah berantakan, anak-anak mulai sering ribut satu sama lain karena ga saya perhatiin (hiks), masakan seadanya. Ya ampunn.. what have I done?


Ia memang sering menegur dengan kata-katanya yang bagaikan cambuk bagi saya, tanpa pernah menyinggung posisi saya sebagai ibu dan istri. Dia selalu menegur saya dengan alasan yang logis dan masuk akal, bukan sekedar marah-marah,"Istri macam apa kamu, rumah berantakan gini?" (*sinetron style* qiqiqqi...) 


Saya pikir saya udah hebat, saya udah paling bener, pekerja keras hingga saya bisa sampai di level ini untuk mengejar level yang lebih tinggi lagi. Tapi ternyata saya masih belum ada apa-apanya. Bekerja harus lebih keras tapi efisien, teratur, fokus dan harus selalu punya solusi. Tapi juga harus seimbang dengan prioritas utama kita -- keluarga. Untuk mereka saya bekerja.

Thank you Doggy, you're always be my inspiration ;) 

Berkat teguran kamu, bulan Juli 2010 akhirnya saya pecah telor juga ke Manager 15% ;)




2 comments:

Bule said...

whoohooo......ini kerja apaan siih vil. nanti kalo ada waktu tak telaaah lagi semuanya. tak baca2 artikelnyaa. kalo hubungan lu ama rickyy....iiih hiii, bikin orang lain pada iri yaaah vil :). suittt suittt

Livia said...

mongooo dibaca2 dulu, neng....! kalo tertarik ntar gw jelasin lebih lanjut. yang pasti oke bangettt buat jadi sidejob, Le. Ga ribet, nambah ilmu, nambah pinter ;)