Tuesday 9 March 2010

4 Alasan Kita Menunda Pekerjaan



Beberapa hari ini saya merasa suntuk. Rasanya capek sekali. Mengurus rumah, anak, kerja.. Maklum, sejak dua tahun belakangan saya memang tidak lagi menggunakan jasa Asisten Rumah Tangga karena banyak pertimbangan. Tapi saya dan suami berkomitmen untuk menanggungnya berdua. Pekerjaan rumah kita bagi 50:50. Sebenarnya semua berjalan lancar. Hanya pada saat-saat seperti ini, disaat tubuh tidak fit, rasanya malas banget. Pinginnya di ujung hari, setelah makan malam, saya bisa langsung rebahan di tempat tidur. Tapi apa daya, saya masih harus membereskan meja makan, memandikan anak-anak (anak saya memang mandinya malem, karena selesai mandi mereka langsung nyaman sehingga bisa langsung tidur pulas), membacakan satu bab dongeng, baru deh saya punya waktu untuk diri sendiri yang biasanya dipakai untuk membalas email dari prospek dan berdiskusi dengan para downlines dan uplines lewat YM atau BBM. Kira-kira pukul 10 malam baru deh istirahat. 

Itu normalnya. Beberapa kali yang terjadi adalah sebaliknya. Selesai makan malam, saya malah masuk kamar, nonton TV sampai setengah jam atau keasikan browsing internet, chatting. Sampai akhirnya dengan nada gusar suami saya manggil karena dia udah selesai cuci piring dan buang sampah sementara anak-anak dekil karena belom dimandiin, hehehe.. Kamar main juga masih berantakan. Padahal normalnya sementara saya beresin meja makan, suami cuci piring, anak-anak membereskan mainan mereka. Tapi karena saya menunda tugas saya, yang ada semuanya jadi kacau. Meja makan kotor, anak-anak mandi lebih malam, saya gak sempet bacain dongeng karena udah capek, ga sempet bales imel prospek, tidur juga jadi kemaleman. Belom besok paginya; bangun kesiangan, meja makan masih kotor, mandi buru-buru, anak saya telat sekolah, email dari prospek makin menumpuk karena gak dicicil semalam. Saya tau konsekuensinya, tapi tetep aja saya menunda pekerjaan tersebut. Kenapa? Apakah bagi saya pekerjaan sudah terlalu banyak? Atau karena pekerjaan itu tidak menyenangkan? Ini yang membuat saya berpikir bahwa sepertinya saya tidak sendirian dalam masalah ini.  

Kebiasaan menunda ini bukan hanya berlaku pada ibu rumah tangga yang bekerja di rumah seperti saya, tapi entah itu pegawai kantoran, desainer, sekretaris, bahkan direktur sekalipun punya penyakit ini. Mari kita jawab jujur apa alasan yang menyebabkan kita sering menunda pekerjaan dan cari solusinya.


1. Alasan Pertama: Menunggu Mood Datang Dari Langit

Nah, kalau kita sering menunda pekerjaan, sering tidak disiplin dengan alasan sedang tidak 
mood mau ga mau kita musti mengakui kalau kita ini seorang penunda. Bukan berarti kita ini pemalas, tapi biasanya karena lagi tidak mood, kita sering kali malah mengerjakan tugas-tugas lain yang kurang penting. Yang penting malah belakangan.

Selain itu kondisi lingkungan juga menentukan mood. Bagi yang bekerja kantoran maupun yang di rumah, sebaiknya atur lingkungan kerja kita sebaik mungkin. Lalu buatlah jadwal pekerjaan mana saja yang cenderung akan kita tunda. Buat prioritas, misalnya, dari mulai yang terberat sampai ringan. Atau bisa juga menyusunnya mulai dari yang tenggat waktunya paling dekat sampai yang paling akhir. Jangan menyerah pada mood, karena bahkan seorang pelukis profesional pun tak mau menyalahkan mood saat bekerja. Baginya, disiplin adalah hal mutlak, mood hanya akan menghambat jalannya dalam menciptakan sebuah mahakarya..

2. Pekerjaan Terlalu Banyak Atau Malah Tidak Ada Pekerjaan
Kalau kita memang menunda pekerjaan karena merasa pekerjaan tersebut terlalu banyak, pecahlah pekerjaan tersebut dalam beberapa bagian kecil dan buatlah tenggat waktu pada setiap bagian-bagian tersebut. Apabila satu bagian telah selesai, istirahat sejenak. Setelah itu lanjutkan lagi ke bagian berikutnya. Tapi yang terpenting adalah, lakukan sesuai jadwal, jangan menundanya. 

Nah, bagaimana kalo sebenarnya kita menunda pekerjaan karena tidak punya pekerjaan yang harus dilakukan? Kedengarannya aneh ya? Tapi beberapa orang justru tidak menunda pekerjaan karena banyak hal yang harus dilakukannya. Tapi begitu dia punya banyak waktu luang, dia justru menunda pekerjaan tersebut karena merasa masih punya banyak waktu untuk melakukannya. Kenapa bisa terjadi? Karena orang yang punya banyak waktu luang biasanya cepat bosan dan saat itulah mereka menunda pekerjaannya. 

Yang musti dilakukan orang seperti ini adalah buru-buru memperbaiki sifatnya. Menunda pekerjaan adalah refleksi buruk dari diri kita untuk menghindar dari suatu masalah. Padahal ini akan menambah masalah yang lebih besar di kemudian hari akibat menggunungnya pekerjaan. Masalah akan selalu ada, tidak ada jalan lain selain menghadapinya. You can run but you can't hide, hehe...


3. Bekerja di Bawah Tekanan Membuat Hasil Pekerjaan Lebih Baik

Ini saya khusus membahas tentang pekerjaan
office ya, bukan rumah. Baik untuk yang kerja kantoran maupun independent alias kerja sendiri, deadline adalah makanan sehari-hari. Memang ada beberapa tipe orang yang butuh ‘pressure’ supaya kinerjanya terpacu, sehingga bisa menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Tapi kalo ini yang kita lakukan, berarti kita sudah menyia-nyiakan satu hal yang berharga dan tidak bisa kita peroleh kembali, yaitu WAKTU. 

Kalo saya dulu dengan sombongnya bilang kalo saya lebih senang bekerja menjelang deadline karena saya merasa kerja dibawah tekanan membuat saya menjadi lebih kreatif dan bekerja lebih cepat dari biasanya. Tapi apa iya hasilnya bisa optimal? Jelas saja kita akan kerja lebih cepat, gimana ngga, waktunya kan terbatas. Lagipula kita pasti sudah tidak sempat lagi untuk melakukan perbaikan atas hasil kerja kita. Dengan kata lain, hasil akhir pekerjaan tersebut sebenarnya bukanlah karya terbaik kita. 

Solusinya, ciptakan tenggat waktu sendiri. Dengan menetapkan tenggat waktu yang kita buat sendiri, kita jadi punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas tersebut dengan baik, bahkan mendiskusikannya dengan rekan kerja atau orang terpercaya jika ternyata ada masalah saat mengerjakannya. Penetapan deadline ini juga bisa membuat kita untuk tetap termotivasi hingga deadline yang sebenarnya berlaku. 

Kita juga bisa memberikan "penghargaan" pada diri kita apabila berhasil menyelesaikan deadline-deadline kecil yang kita buat tadi. Ga usah muluk-muluk, penghargaan itu bisa berupa secangkir kopi hangat, chatting dengan sahabat di YM selama 15 menit, atau main Wii dengan anak selama setengah jam. Sebaliknya, kalo kita tidak memenuhi target, maka hukumlah diri sendiri. Silahkan cari sendiri apa hukuman yang tepat supaya kita jera (Kalo saya, menyetrika tiga baju... huaaaaa...!) 


4. Takut Gagal

Biasanya ini alasan yang populer kalo kita dihadapkan dengan tugas yang cukup susah dan berat. Kebanyakan orang menundanya sampai punya cukup keberanian untuk menyelesaikannya. Kenapa? Karena mereka takut sudah repot-repot mengerjakannya tapi malah gagal. 

Ingat, bahwa kesuksesan datang dari kegagalan. Orang bilang, kegagalan adalah ‘pelajaran kecil’ untuk menyambut kesuksesan yang lebih besar. Dengan gagal, kita bisa tau apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki di kemudian hari, jadi kita bisa lebih siap dalam melakukannya nanti—dan berhasil.

Salah satu contoh; meski tahu bahwa
online business bisa memberikan pemasukan yang menggiurkan ke kantong kita, bahkan sudah terbukti, tapi ada saja alasan orang yang enggan memulainya, padahal mereka kepingin sekali. Alasannya, takut tidak bisa bagi waktu dengan kerjaan kantor, capek seharian depan komputer ditambah pulang kantor masa liat komputer lagi, menganggap online business itu susah, berat, ribet, gaptek, ga punya akses internet, dan lain-lain. Akhirnya mimpi tinggal lah mimpi... Bagaimana tau kita akan gagal? Coba saja belum. Kita tidak akan pernah tau kekuatan apa yang tersembunyi dalam diri kita apabila kita tidak mengasahnya. Sifat takut akan kegagalan sebelum mencoba akan menjamin karir apapun yang kita geluti pasti akan mati muda atau jalan di tempat.

Untuk bisa nerima kegagalan, kita harus belajar nerima penolakan. Gimana cara kita supaya terlatih menerima penolakan? Ya pastinya dengan terus-menerus mencoba melakukannya. Dalam hal pekerjaan, penolakan itu adalah hal yang wajar, kok. Lagipula, masih ada kemungkinan kita sukses pada langkah berikutnya.

Kalo kita tidak menyukai kegagalan, coba deh rayakan setiap keberhasilan, baik kecil atau besar. Ini akan membantu kita meningkatkan kinerja dan memicu semangat kita untuk berusaha.
 
Menunda memang biasa kita lakukan, seperti kasus saya diatas, dan kelihatannya sepele. Ada kalanya kita memang jenuh dengan rutinitas sehari-hari, karena hidup teratur kadang-kadang membosankan juga ya, hehehe... Tapi saya mencoba untuk tetap fokus pada rencana semula. Menunda pekerjaan sama juga dengan menunda kesuksesan. Jadi setiap kali tergoda untuk menunda pekerjaan, baca kembali tips diatas untuk terus menyelesaikan pekerjaan yang sedang ditekuni. Ada yang mau komentar? :)

-ilustrasi: TPG images-

7 comments:

teea saraswaty said...

ckckck mutti....jng malas doong ah

Livia Pattiasina said...

ini artikel khusus buat loe yg sering nunda mandi krn keasikan belanja di MP ;p

natasha pattiasina said...

duuh nii mama juga lg suntuuuk.... :-(

Livia Pattiasina said...

Kalo kamu suntuk krn BB rusak, hehehe ;pp

natasha pattiasina said...

ssssttttt.............. ga rusak tp ganti bb Jave hihihihihihihi aciiik ibu sm mutti beliin buat mamacha ;;) makaciiii

Livia Pattiasina said...

test

Livia Pattiasina said...

minta ma lakinya doong!